(Dari wawancara langsung Tn Adnan Oktar di Kral Karadeniz TV dan Kanal Urfa TV, 21 November 2009)

ADNAN OKTAR: Itulah yang menjadi penyebab manusia tidak mau saling bersahabat. Sebagai contoh, tanyakan kepada orang-orang berapa banyak orang yang mereka cintai, dan mereka akan menjawab satu atau dua; dan mereka mengatakannya untuk formalitas belaka; 40%-50% percaya atau tidak. Mempertahankan cinta adalah suatu bentuk seni. Orang tidak mampu mempertahankan cinta karena mereka kurang sabar. Orang-orang pasti pernah melakukan kesalahan, atau orang dapat membayangkan mereka telah membuat kesalahan. Anda dapat mengubah nasib seseorang dengan niat baik, membawa yang lain untuk menggantikannya. Tetapi jika orang tersebut tidak mampu menghargainya, mereka mungkin menyangka bahwa Anda iri dan menginginkannya untuk diri Anda sendiri. Mereka mungkin berpikir bahwa Anda bertindak dengan niat buruk, dan akan tiba-tiba merasakan kebencian dan kemarahan terhadap Anda dan merusak hubungan lebih lanjut. Tetapi itu sungguh tidak bijaksana. Kita membutuhkan kesabaran agar dapat mempertahankan cinta. Kita membutuhkan kebijaksanaan dan kesabaran. Seseorang yang tidak memilki kesabaran tidak dapat mempertahankan cinta.

Perhatikan bagaimana hubungan orang dengan orang lain tidak bertahan lama. Ada pepatah Turki yang berbunyi, "Cinta yang berlebihan akan mengakibatkan perpisahan dini". Dan ini juga diungkapkan dalam sebuah lagu. Tapi keakraban, atau cinta, adalah hal yang sangat baik. Alasan keakraban dapat menyebabkan orang-orang berpisah adalah karena mereka tidak memiliki kesabaran dan tidak memahami bahwa tindakan orang lain didorong oleh niat baik dan mereka tidak mau memaafkan. Tapi begitu mereka mau bertenggang rasa atau memaafkan, orang akan mampu mengatasi rintangan itu. Karena ada banyak hambatan serta rintangan untuk mencintai. Orang-orang mengira bahwa cinta itu mudah. Mereka menjadi bersemangat untuk sesaat dan berkata, "Oooh, aku sangat mencintaimu." Ya, namun cinta adalah sebuah anugerah hanya jika Anda dapat mempertahankannya.

Jika seseorang benar-benar mencintai, ia harus juga tahu bagaimana mengatasi rintangan rintangan tersebut. Karena dia pasti akan menghadapi hambatan di jalan cinta. Orang harus tahu cara menembus dinding-dinding penghalang itu. Ada orang yang langsung menghantamnya lalu tersungkur ke tanah. Jika berhasil melewati yang pertama, mereka akan menghantam dinding kedua. Namun, akan selalu ada rintangan dalam cinta, dan mereka harus mengatasinya dengan cerdik, satu demi satu. Dengan kecerdasan, tekad dan ketekunan. Itulah sebabnya Allah berfirman bahwa hanya orang-orang sabar yang mendapat berkah. Dengan kata lain, Allah menghadiahkan akhirat kepada orang-orang yang sabar. Ada banyak ayat tentang kesabaran dalam Alquran. Dalam Surat Muhammad ayat 31 Allah berfirman, "Dan sesungguhnya Kami benar-benar menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjuang dan bersabar di antara kamu; dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu." Lihat, Allah Yang Mahakuasa mengungkapkan seluruh rahasia. Apa arti berjuang? Ini berarti bahwa seseorang tidak bisa meraih cinta dengan kemalasan. Cinta benar-benar menuntut ketekunan. Anda harus melakukan persiapan yang baik untuk seseorang yang Anda cintai, bukan? Orang harus menjaga dirinya sendiri, memperhatikan orang yang dikasihinya, mendengarkan apa yang dia katakan danberhati-hati dalam memilih kata-kata. Sebaiknya kita tidak langsung mengucapkan apa yang muncul di kepala. Ketika berbicara dengan seseorang yang dicintai, kita harus memilih kata-kata dengan sangat cermat, dan itu membutuhkan kecerdasan. Ini dapat dilakukan dengan tekad.

Misalnya, ini adalah perjuangan, semacam mengerahkan upaya. Orang tidak boleh lekas marah karena sebuah kata yang ceroboh, melainkan abaikan saja dan beri kesempatan pada orang lain... Karena siapa pun bisa tergelincir lidahnya saat berbicara. Orang-orang mungkin mengucapkan kata-kata yang tak pantas. Sangat tak masuk akal untuk menjauhi seseorang dan meninggalkan mereka karena perkataannya. Orang harus sanggup menanggungnya, dan itu tidak dapat dilakukan tanpa kasih sayang Allah. Dengan kata lain, tidak ada kekuatan manusia yang sanggup melakukannya, dan tidak mungkin tanpa cinta Allah, kecuali seseorang mencintai orang lain sebagai ciptaan Allah dan melihat tanda-tanda ketakwaan pada diri mereka. Jika tidak, kekuatan cinta tidak cukup dan akan segera berakhir. Itu sebabnya kebanyakan orang tidak mampu mempertahankan cinta. Mereka selalu sendirian, tetapi Allah menyuruh kita untuk bersabar. Orang-orang mungkin "sakit", tetapi Anda harus bersabar dalam menghadapi perilaku mereka yang aneh. Mereka mungkin bersikap dingin atau dengan cara yang tidak mencerminkan cinta sejati, tetapi orang harus bersabar. Atau akan muncul kejadian-kejadian yang penyebabnya tidak bisa kita mengerti.

Sebagai contoh, saya ingin bisa sampai di sini tepat waktu tapi saya tiba terlambat. Ada hikmah dibalik itu. Bagaimana jika orang-orang yang ada di sini kemudian ingin tahu mengapa saya terlambat, itu salah siapa? Siapa yang membuat seseorang terlambat? Allah-lah yang membuat saya terlambat. Mengapa? Dia punya alasan-Nya sendiri. Ketika seseorang terlambat, orang akan berkata ada hikmahnya dan itu semua untuk yang terbaik. Atau seseorang yang gagal sampai ke tempat tujuan. Mobil tidak dapat dinyalakan. Orang-orang kemudian menjadi sangat marah, dan itu juga merupakan hambatan untuk mencintai. Ketabahan terhadap Allah dalam menghadapi beragam peristiwa berakar pada cinta Allah. Orang harus sabar dalam menghadapi segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah, karena Dia selalu menciptakan segala sesuatu untuk yang terbaik. Jika Anda perhatikan, orang-orang selalu melihat banyak hal dengan cara yang salah dan tidak masuk akal. Jika Anda perhatikan, mereka lekas gusar. Mengapa mereka marah? Dia pikir keadaan dirinya akan memburuk, padahal sesungguhnya apa yang sedang terjadi adalah yang terbaik, sehingga semua kemarahan itu sia-sia belaka. Itulah sebabnya mereka yang tidak sabar, mereka yang tidak mengetahui rahasia Allah, tidak mampu mempertahankan cinta.

Cinta adalah bentuk seni yang mendalam. Hal ini membutuhkan kecerdasan yang mendalam dan perhatian terhadap detil. Dengar, Allah berfirman, " Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjuang di antara kamu..." Apa arti dari menguji? Itu berarti Ia akan terus membuat hal-hal seperti itu terjadi, yang berarti bahwa tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Siapa yang bertanggung jawab jika Anda gagal untuk pergi ke suatu tempat atau untuk melakukan sesuatu? Allah Yang Mahakuasa. Allah berfirman Dia-lah yang melakukannya. Orang-orang membayangkan bahwa itu adalah kesalahan orang lain, padahal Allah-lah yang melakukan hal-hal ini. Apa yang harus kita lakukan adalah tetap bersabar. Mereka bertanya mengapa Anda mengatakan apa pun itu. Allah-lah yang membuat Anda mengatakannya. Itu semua untuk yang terbaik, dan orang harus bersabar. Allah berfirman Dia akan menguji Anda. Dia berfirman "Lebih baik jika mereka bersabar hingga mereka mendekatimu." Dan "Allah Maha Pengampun. Jadi Anda harus bersabar dalam menghadapi apa yang mereka katakan. "

Sebagai contoh, saya menjadi sasaran segala macam fitnah. Dan apa yang harus saya lakukan? Sayabertahan dalam kesabaran. Saya tidak mengeluh tentang betapa tidak adilnya semua itu. Bahkan sesungguhnya itu adalah sebuah keajaiban. Orang menertawakan ketidakadilan yang ditimpakan kepada saya, karena saya mengalami hal-hal yang belum pernah terlihat sebelumnya dalam sejarah Republik. Seperti skenario komplotan kokain, kejadian seperti itu belum pernah dilihat dalam sejarah Republik Turki. Tidak ada intelektual, atau orang waras mana pun yang pernah dimasukkan ke dalam rumah sakit jiwa karena ide-ide dan pendapatnya. Itu hanya pernah dialami oleh Bediuzzaman, insya Allah. Itu saja.

Misalnya, hal-hal menakjubkan terjadi dalam kasus kami. Mahkamah Agung mengajukan diri untuk mendengar dan membatalkan kasus saya meskipun tidak ada yang membuat permintaan tersebut. Tak ada yang meminta mereka untuk melakukannya. Dan tidak ada yang keberatan. Hal semacam itu belum pernah terjadi di Republik Turki sebelumnya. Hal-hal menarik selalu terjadi kepada saya, Masya Allah, dan ini tentu saja semua untuk yang terbaik, segala puji bagi Allah. Sebagai contoh, biasanya ketika suatu kasus dibatalkan, katakanlah berdasarkan UU 4422, terdakwa harus diadili kurang dari yang dituduhkan. Sebagai contoh, Pasal 220 lebih serius daripada Pasal 313. Tapi kami disidang dengan tuduhan yang lebih serius, di bawah Pasal 220. Itu sangat menarik. Ada lebih dari 60 insiden, 66. Atau 69? Masya Allah, 69. Bukan hanya 1, atau 2 atau 3.

Saya juga dibebaskan dalam kasus Ebru Simsek. Saya dibebaskan dengan putusan Pengadilan. Ada bukti sekarang, seperti kasus properti. Langit-langit dari dua properti dibandingkan, balok langit-langitnya. Milik saya datar, seperti yang Anda tahu, sementara miliknya adalah balok silang, dan ada banyak perbedaan teknis lain yang mirip. Tapi meskipun saya dibebaskan karena itu dan semua pernyataan saksi mata, Pengadilan Pertama, pengadilan yang sama yang menyidang saya, mengatakan bahwa pernyataan-pernyataan Fatih Altayli dan Ebru Simsek saling melengkapi. Pengadilan menunjuknya sebagai pembenaran, untuk itu saya bersyukur. Masalah terus muncul tanpa henti. Tetapi seorang muslim tentu saja akan menganggap semua ini sebagai yang terbaik. Karena Allah menciptakan itu. Allah berfirman, "Dia akan menguji orang-orang yang sabar."

Apakah Nabi Yusuf a.s. menghabiskan 7 tahun di penjara karena dia telah melakukan kejahatan? Para wanita mengatakan dia menyarankan hal yang tak pantas kepadanya. Istri gubernur pemilik rumah di mana dia tinggal. Dia mengatakan dia tidak akan pernah melakukan hal itu, bahwa dia takut kepada Allah. Tapi mereka memvonisnya selama 7 tahun, dan dia menjalani hukuman itu. Mengapa? Ini adalah suatu ujian. Apa firman Allah Yang Mahakuasa? Dengar. "Kami akan menguji kamu agar Kami mengetahui siapa yang berjuang di antara kalian..." Allah kemudian mengangkatnya menjadi seorang nabi. Karena Dia mengungkapkan diri-Nya kepada Yusuf. Mulanya Dia menunjukkan nilai-nilai moral-Nya yang luhur kepada Yusuf. Dia menunjukkan siapa diri-Nya, kekuasaan-Nya. Dia menyuruhnya bersabar dalam menjalankan perintah Tuhannya. Allah berfirman, aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan, "Jadi tunggulah dengan tabah untuk penilaian Tuhanmu." Ketika Allah menciptakan sesuatu, kita akan menunjukkan kesabaran terhadap hal itu, insya Allah. Dia berkata, "Bersabarlah dalam menghadapi perkataan mereka dan jauhilah mereka - tapi lakukan dengan santun." "Bersabarlah demi Tuhanmu," firman Allah dalam Surat 74, ayat 7. "Saling menasihatilah dalam kesabaran, dan saling berkasih sayanglah kalian..."

Dengar, saling menasehati dalam kesabaran. Allah memerintahkan semua orang untuk bersabar. Kami akan mengatakan, Anda bersabar, dan kami pun akan bersabar. Dan apa yang akan kita nasehatkan? Belas kasih. Kita akan bilang, mengasihi dan memaafkan. Itulah yang kita lakukan. Allah menggambarkan hal ini sebagai ciri orang beriman. "Hanya orang-orang yang beriman dan beramal saleh..." Dengar, orang-orang beriman yang berbuat baik. Orang-orang yang tulus. Orang bertanya apa yang istimewa dari ketulusan?. Mereka berkata, "Saya tulus". Tapi ketulusan adalah hal yang tidak mudah. Bila Anda tulus Anda menghadapi segala macam masalah. Seseorang yang tulus selalu dirundung masalah, siang dan malam. Ini sangat sulit. Ketulusan memerlukan keramahan, kerja keras luar biasa dan tindakan nyata. "Mereka yang saling menasehati tentang kebenaran..." Dia menyuruh kita untuk menjadi tulus. ".. dan mereka yang saling menasehati dalam kesabaran. "Setiap orang akan menyarankan orang lain untuk bersabar.

Itulah sebabnya semua orang berperilaku sangat agresif di jalanan, karena hal ini dianggap tidak penting. Orang-orang menyuruh orang lain untuk menyingkir, mengayunkan tangan pada mereka dari mobil mereka. Seseorang kemudian menantang yang lain untuk mendekat dan berteriak di depan wajahnya. Orang tersebut melakukannya, dan tinju mulai melayang, lalu senjata api digunakan, entah memiliki izin atau tidak. Jadi bagaimana jika seseorang telah memberi isyarat ke arah Anda, Anda dapat membalasnya dengan salam dan meneruskan perjalanan Anda. Mengapa harus memperpanjang masalah? Dengan demikian Anda mempertahankan moral yang tinggi, seperti yang mereka katakan. Di situ Anda perlu bersabar, dan berkasih sayang. Karena pada akhirnya Allah sedang menguji Anda. Apa gunanya membunuh dan melakukan semua hal yang memalukan itu? Anda menyakiti jiwa yang diberikan oleh Allah. Ganjarannya adalah penderitaan seumur hidup di dunia dan siksa Neraka yang kekal di akhirat. Meski ada pengampunan Allah, semua itu adalah dosa besar. Kurangnya kesabaran adalah penyebab azab yang menimpa umat manusia di dunia ini.
Ya, insya Allah.

Kesabaran kurang lebih adalah dasar dari kebajikan moral. Ini adalah salah satu masalah yang mendasar. Karena ketidaksabaran merupakan penyebab cara orang-orang memperlakukan satu sama lain, perang, konflik dan pembunuhan, masuknya orang-orang ke dalam neraka, kerusakan moral serta kejahatan. Penyebabnya adalah kurangnya kesabaran dan tidak adanya keinginan untuk melihat bahwa semua yang terjadi adalah yang terbaik. Ada begitu banyak hal yang menuntut kesabaran dalam satu hari. Saya akan pikirkan sebuah contoh. Saya akan pergi ke Istinye hari ini, ke Taman Istinye, untuk mengambil beberapa barang, tapi saya tak bisa pergi. Pasti semua ini yang terbaik, dan saya tidak akan duduk lalu bertanya-tanya mengapa saya tidak bisa pergi ke sana. Saya tidak marah ataupun merasa tertekan.

Sebagai contoh, jika seseorang yang saya suka tidak dapat datang menemui saya sesuai rencana, itu adalah untuk yang terbaik. Saya tidak marah dan bertanya-tanya mengapa dia tidak datang menemui saya. Dia akan mengatakan ada sesuatu yang terjadi, dan itu dapat terjadi pada siapa pun, atau dia akan mengatakan sedang tidak sehat dan tidak bisa datang. Saya tidak akan bertanya mengapa dia tidak datang atau mengapa saya tidak bisa sampai di suatu tempat. Saya tidak bertanya mengapa saya hilang arah. Sebagai contoh, baru-baru ini saya dihukum 3 tahun penjara oleh pengadilan. Saya tidak marah atau kecewa. Tidak ada dendam di dalam diri saya dan, seperti yang Anda lihat, saya benar-benar tenang, saya tidak punya masalah apa pun. Tetapi ketika kami melihat berkas-berkas itu, apa yang dikatakan oleh penuntut? Dia mengatakan bahwa berkas kasus itu kosong, tidak ada isinya. Penuntut mengatakan tidak ada unsur kejahatan apa pun di dalamnya, dan penuntut pengadilan itu sendiri yang mengatakannya. Dia mengatakan bahwa separo dari para terdakwa telah dibebaskan dengan bukti yang sama dalam berkas yang sama. Dan dia juga mengatakan bahwa kami semua harus dibebaskan. Tapi saya tetap bersabar dalam menghadapi semua itu. Saya tidak marah sedikitpun.

Jaksa penuntut mengatakan mereka tidak punya pengacara, bahwa pernyataan mereka itu diambil di bawah tekanan, dan oleh sebab itu pernyataan mereka tidak dapat diterima sebagai bukti. Tapi pengadilan tidak setuju. Aku sabar dan berkata, terima kasih banyak. Tetapi saya tidak kecewa sama sekali. Kami menolak hak untuk pembelaan, dengan kata lain, kami hanya berkata, terima kasih banyak, segala puji bagi Allah. Pengadilan juga menambah masa hukuman saya satu tahun tanpa menjelaskan alasannya. Dan saya pun berkata terima kasih banyak untuk itu. Itu semua untuk yang terbaik, jadi mangapa harus marah? Bukankah Allah yang menciptakan itu? Jadi kenapa harus sedih? Ada kebaikan di dalamnya. Mengapa Nabi Yusuf a.s. menghabiskan 7 tahun di penjara? Haruskah dia menghabiskan waktu 7 tahun dengan mengeluh? Naudzubillah. Mengeluh tentang mengapa dia dipenjara? Dia selalu merasa cukup puas. Dia bahkan menjadi bagian dari manajemen penjara. Hal itu juga disebutkan di dalam Taurat. Nabi Yusuf a.s. adalah orang besar. Dia pun sangat cerdik, dan Taurat menyebutkan bahwa sipir penjara sering meminta nasehat kepadanya. Ketika sesuatu terjadi mereka akan datang untuk meminta nasehat, apa yang harus dilakukannya mengenai hal itu. Nabi Yusuf as adalah pribadi yang berkualitas tinggi dan sangat cerdas. Dia selalu berguna bagi orang-orang yang ada di sana. Itu sebabnya kita harus menundukkan kepala kita dalam penyerahan diri total di hadapan Allah.

Akan sangat tidak bermoral untuk marah atas sesuatu dan mempertanyakan mengapa hal tersebut tidak terjadi. Akan bertentangan dengan moralitas dan Al Qur'an. Saya tidak bermaksud menganggapnya sebuah penghinaan. Tetapi itu akan merendahkan moral, sesuatu yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral Al-Qur'an. Kebajikan moral berarti melakukannya dengan taat, menundukkan kepala dengan penuh hormat kepada Allah. Itulah cinta yang dituntut Allah. Jangan sampai Allah melakukan sesuatu lalu seorang manusia menolaknya! Itu seperti sebuah hadiah indah dari kekasih Anda, lalu Anda tidak menyukainya. Jangan sampai hal itu terjadi! Itu adalah hal yang mengerikan. Semua yang berasal dari orang yang dicintai adalah indah, dan Anda tidak boleh mengatakan bahwa Anda tidak menyukainya. Dan segala sesuatu yang berasal dari Allah juga indah dan paling baik. Kita tidak boleh memandangnya sebagai hal yang buruk.

Seseorang bisa tiba-tiba jatuh sakit. Allah Yang Mahakuasa akan menguji Anda, jika tidak, bagaimana cinta bisa dipahami? Bagaimana Anda bisa mendapatkan cinta seseorang tanpa mengalami kesulitan demi sang kekasih atau berusaha keras? Mari kita bayangkan ada seseorang yang tidak mau megorbankan waktu tidurnya demi sang kekasih. Dia bilang, aku mau tidur. Itu tidak pantas disebut cinta. Cinta seharusnya mampu mengalahkan keinginan untuk tidur. Bukankah itu benar? Misalnya, seseorang duduk di tempat yang dingin agar kekasihnya merasa hangat. Dia mungkin rela menahan lapar agar sang kekasih bisa makan. Itulah cinta. Begitulah kebiasaan warga di Turki Tenggara. Semua orang Anatolia dan seluruh Turki seperti itu. Pergilah ke rumah mereka dan jika mereka hanya memiliki seekor ayam mereka akan memotongnya kecil-kecil dan menyajikannya dengan nasi, meski hanya itu yang mereka miliki. Mereka akan segera menawarkan kepada para tamu dan mereka senang sekali ketika mereka memakannya. Mardin, Urfa, Siirt, Diyarbakir, Bingöl dan kota-kota lain seperti itu. Laut Hitam seperti itu, juga Anatolia Tengah. Mereka bergegas berdiri untuk menyambut Anda. Mereka menghormati tamu. Mereka senang melayani.

Apakah mudah untuk berdiri ketika Anda melihat orang tua? Itu butuh sedikit usaha, bukan? Tetapi bergegas berdiri adalah kebajikan moral, dan hal yang baik. Biasanya ketika Kakek saya datang kami langsung berdiri, membuat suara gaduh dengan kaki kami. Akan ada 30 atau 40 orang di sana, dan semua kaki kami bersuara ketika kami berdiri. Itu menakjubkan. Kami akan segera memberi ruang, dan kakek saya akan duduk di tempat tertinggi. Tak seorang pun akan buka mulut sebelum kakek bicara, dan itu adalah sikap yang santun. Tapi bagaimana mereka memperlakukan orang tua saat ini? Mereka menelantarkan para manula dan melupakan mereka. Seseorang meninggal, dan setelah 10 hari mereka baru berpikir mungkin ada yang telah meninggal, karena mengganggu lingkungan sekitarnya dan mereka melapor ke pihak berwenang. Itulah yang terjadi di Eropa sekarang.

Kami ingin bergabung dengan Uni Eropa, tetapi ketika masuk, kami harus mengajarkan kepada mereka nilai-nilai moral yang benar. Kami akan memperbaiki kekurangan-kekurangan mereka tersebut ketika kami masuk di dalamnya. Kami akan masuk sebagai pemimpin dunia Turki-Islam. Kami akan memberikan makanan, uang dan kesempatan kepada mereka. Mereka tidak akan memberikan makanan atau uang kepada kami. Bangsa Turki adalah bangsa yang sangat berbudi luhur dan besar. Kami tidak akan pernah meminta apa pun kepada siapa pun. Kami akan berusaha demi kebaikan orang lain. Kami adalah bangsa pemberi. Kami tidak akan memasuki Uni Eropa untuk mengemis kepada mereka. Mereka akan memasuki dunia Turki-Islam untuk meminta sesuatu dari kami. Kami akan memasuki Uni Eropa dengan cinta dan perilaku yang baik, insya Allah.

dikutip dari :http://www.harunyahya.com/indo/indo.m_article_index.php



Senin, 15 Maret 2010 Posted in | | 0 Comments »

One Responses to "Memelihara Cinta adalah Suatu Bentuk Seni Yang Mendalam; Orang-orang HarusTetap Bersabar Agar Dapat Mempertahankannya"

Write a comment